A.
Sejarah
Artificial Intelligence
Kecerdasan
Buatan (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau AI) didefinisikan sebagai
kecerdasan yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini
umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu
mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan
manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain
sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan
dan robotika.
Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan
merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer)
dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia.
Awal mula dari kecerdasan buatan yaitu adanya
kalkulator yang digunakan sebagai alat hitung di China pada abad ke-6 SM.
Seorang astronom dari Jerman bernama Wilhelm Schickard tahun 1633 menemukan
kalkulator digital otomatis. Penemuan mesin hitung seringkali dihubungkan
dengan filsuf asal Perancis bernama Blaise Pascal yaitu si penemu kalkulus.
Namun mesin buatan Pascal hanya mampu menambah & mengurangi, sedangkan di
tahun 1670-an, Gottfried Leibniz mengenalkan mesin yang bisa mengalikan &
membagi. Kemudian Charles Babbage pada tahun 1792-1871 berhasil mengembangkan
konsep dari alat perhitungan matematis yang dapat di program, disebut dengan
‘mesin analitik’ yang lebih dikenal dengan komputer.
Asal mula komputer modern diperkirakan pada tahun
1940-an yaitu ketika komputer tabung vakum seperti UNIVAC & ENIAC. Komputer
tabung vacuum ini ditemukan untuk mempercepat perhitungan matematiika yang
panjang dan menjemukan, yang biasa digunakan pihak militer. Pada tahun 1956,
adanya pertemuan 10 ilmuwan di Universitas Dartmouth untuk membicarakan
kemungkinan pengembangan program komputer yang mampu ‘bersikap’ cerdas.
Pertemuan tersebut menjadi penentu arah penelitian AI ditentukan yang secara
langsung juga mempengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Dan sejak pertemuan
tersebut, AI menjadi berkembang sangat pesat dalam beraneka bentuk yang saat
ini telah menyentuh kehidupan sehari-hari kebanyakan manusia serta dimanfaatkan
dalam berbagai penelitian.
B. Artificial
Intelligence (AI) dan Kognisi Manusia (Mesin Berpikir)
Semua orang yang merangkai model proses pararel
telah mencoba untuk menemukan solusi atas pertanyaan mengenai otak “mesin
berpikir”, dan apakah komputer mampu meniru kemampuan otak serta kognisi
manusia? Namun sebenarnya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan
buatan merupakan cabang dari ilmu komputer yang berhubungan dengan perkembangan
komputer (hardware) dan program komputer (software) yang mampu
meniru fungsi kognisi manusia. AI dan psikologi kognitif memiliki semacam
hubungan simbiosis, yang masing-masing bagian mendapat keuntungan dari
peningkatan bagiannya. Peningkatan pada cara-cara untuk meniru secara persis
persepsi manusia, ingatan pemrosesan bahasa dan pikiran. Oleh karena itu
perkembangan AI meningkatkan pentingnya memahami kognisi manusia. Tujuan AI itu
sendiri selain untuk meniru kecerdasan kognisi manusia juga untuk pemecahan
masalah pengetahuan serta peningkatan SDM.
Artificial intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang membuat
agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu sistem informasi
yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan
manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut
memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan
untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, biasanya
diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra,
perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi
yang berbasis komputer.
Beberapa program komputer dapat bekerja lebih
efektif daripada pikiran manusia. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah,
seperti sebuah soal matematika yang mendetail, lebih cepat serta lebih akurat
daripada kognisi manusia. Namun di beberapa tugas lain seperti
menggenaralisasikan dan memperlajari pola aktivitas baru, paling baik dilakukan
oleh manusia dibandingkan komputer.
C. Artificial
Intelligence (AI) dan Sistem Pakar (ELIZA, Parry,
NETtalk)
Sistem yang berkinerja seperti seorang ahli disebut
dengan sistem pakar. Pada dasarnya sebuah sistem pakar adalah spesialis tiruan
yang memecahkan masalah termasuk dalam keahliannya. Sistem pakar itu sendiri
telah dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, catur,
aerodinamis atau bahkan beberapa kasus yang sulit dipeahkan oleh manusia. Sistem
ini mengikuti aturan-aturan yang telah ada sering kali menggunakan pohon
keputusan, tetapi bbagaimana pun sistem ini hanya bisa memikirkan satu hal
saja.
Eliza, Parry dan Nettalk
adalah beberapa contoh dari chatterbot. Chatterbot merupakan sebuah
program komputer yang dirancang untuk menstimulasi percakapan intelektual
dengan satu atau lebih manusia secara audio maupun teks. Chatterbot dikategorikan
sebagai kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence, yang
dimanfaatkan untuk tujuan praktis seperti bantuan online, layanan personal,
atau diskusi informasi, dalam hal ini dapat dilihat fungsi program sebagai
suatu jenis agen percakapan (conversational agent)
ELIZA
Salah
satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi ini ditulis oleh Joseph
Weizenbaum di tahun 1966. Beberapa revisi atas ELIZA telah di buat dari konsep
aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA mengambil peran
seperti seorang psikiater.
PARRY
Colby,
Hilf, Weber dan Kraemer pada tahun 1972 menstimulasi seorang pasien dan
menyebut program ini PARRY, karena ia menstimulasi seorang pasien paranoid.
Mereka memilih seorang paranoid sebagai subjek karena beberapa teori
menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memang ada, perbedaan respons
psikotis dan respons normalnya cukup hebat dan mereka bisa menggunakan
penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dan kemampuan pemisahan
antara respons simulasi komputer dan respons manusia. Colby dan para
rekan-rekan penelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan Tes Turing, dengan meminta
sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY menggunakan pesan yang
disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater) diminta untuk mengukur
kadar paranoia dari keseluruhan respons.
NETTalk
Program
ini cukup berbeda jenisnya berdasarkan pada jaring – jaring neuron. Program ini
di kembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis Harvard dan Rosenberg di
Universitas Princeton. Dalam program ini, NETTalk membaca tulisan dan
mengucapkannya keras-keras. Model simulasi jaring neuron terdiri atas beberapa
ratus unit (neuron) dan ribuan koneksi. NETTalk ‘membaca keras-keras’ dengan
cara mengkonversi tulisan menjadi fonem -fonem, unit dasar dari suara sebuah
bahasa.
D. Penggunaan
Artificial Intelligence (AI) sebagai expert
system yang dapat digunakan untuk
mendukung sistem penambilan keputusan (diagnosa)
Expert system
yaitu komputer sebagai sarana untuk menyimpan pengetahuan para pakar sehingga
komputer memiliki keahlian menyelesaikan permasalahan dengan meniru keahlian
yang dimiliki pakar. Konstribusi AI pada bidang psikologi sudah sangat
berperan, dimana beberapa program dalam psikologi sudah dibantu dengan komputer.
Tes psikologi yang sudah banyak bisa di akses di media komputer dan internet,
seperti halnya Aptitude Test, Tes
Intelegensi dan sebagainya yang kita hanya menjawab beberapa pertanyaan yang
muncul dalam komputer dan hasil sudah bisa dilihat saat itu juga. Walaupun pada
prosesnya kecerdasan buatan ini memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri
dibanding dengan otak manusia. Dalam hal ini terlihat bahwa komputer menyimpan
pengetahuan sehingga memiliki keahlian untuk menyelesaikan permasalahan dengan
meniru keahlian yang dimiliki oleh orang yang expert di bidang nya.
Dasar
untuk aplikasi-aplikasi AI pada umumnya adalah penyelesaian masalah (Problem
Solving). Dua tipe dari masalah:
a.
tipe pertama dapat diselesaikan dengan menggunakan beberapa tipe prosedur
deterministik, yaitu menjamin keberhasilan dan disebut: Computation
b.
tipe kedua terdiri dari masalah-masalah yang diselesaikan oleh pencarian (searching)
untuk penyelesaian.
E.
Contoh
Kasus
Contoh nyata model service robot
berbasis vision (vision-based service robot) yang dikembangkan penulis
bernama Srikandi III yang menggunakan 2 buah kamera (stereo vision) seperti
gambar di bawah, dimana robot dapat mengirimkan order pesanan minuman ke
pelanggan:
(a)
(b)
Gambar
1.9 Contoh robotika berbasis kamera
Pada pengembangan selanjutnya,
menanamkan kecerdasan buatan yang komplek pada robot sehingga mampu
mengenal dan memahami suara manusia, perhatian terhadap berbagai gerak lawan
bicara dan mampu memberikan response alami yang diberikan robot ke manusia
merupakan tantangan ke depan untuk membangun robot masa depan
sumber
:
Solso, R., Maclin, O., & Maclin, M.(2008). Psikologi Kognitif (8th
ed.). Jakarta :
Erlangga
Kusumadewi,
S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Graha
Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar