A. Pendekatan
Psikoanalisa
Psikoanalisa pertama kali di di ciptakan oleh
Sigmund freud (1856-1939)., seorang neurologist dari Austria. Pendekatan ini
fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan fikiran bawah sadar.
Tujuan dari metode psikoanalisis ini adalah agar
klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis
mencerminkan adanya masalah dibawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu,
klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami
masalah yang di alami, maka seseorang bisa mengatasi masalahnya melalui
pemahaman oribadinya.
B. Pendekatan
Behavioral (Psikologi Belajar)
Tokoh dalam pendekatan behavioral ini adalah E.L
Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa
seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman.
Pendekatan
terapi ini berfokus pada bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses
belajar sepanjang hidup. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia
bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (Hubungan sebab akibat atau
aksi-reaksi).
C. Pendekatan
Humanistik
Pendekatan Humanistik menganggap bahwa setiap
manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya menyelesaikan masalahnya sendiri.
Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri.
Oleh karena itu dalam terapi ini, seorang psikoterapis berperan sebagai
Fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan.
D. Pendekatan
Kognitif
Pendekatan kognitif memiliki konsep
bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Gejala perilaku yang
menyimpang berhubungan erat dengan isi pikiran. Oleh karena itu, pendekatan
kognitif lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku.
Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan
kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan
berpikir rasional. Terapis dengan pendekatan kognitif membimbing klien agar
berpikir lebih realistik dan sesuai sehingga dapat menghilangkan atau
mengurangi perilaku yang menyimpang. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk
dalam pendekatan Cognitive adalah Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive
Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
KASUS YANG DAPAT DI TANGANI
A. Psikoadinamik
Klien yang mengalami
trauma masa lalu, yang menyimpan kejadian pahit masa lalunya hingga terbawa
sampai ke kehidupannya saat ini, seperti anak dengan orangtua yang broken home
pada saat ia masih kecil, sehingga saat dewasa cenderung pasif dan kurang
interaksi sosial. Jika keadaan tersebut terus berlangsung dapat mengganggu
kehidupannya seterusnya.
B. Behavioristik
Seorang anak yang
kurang disiplin selalu membolos dan datang terlambat kesekolah, sehingga nilai
disekolahnya selalu buruk dan membuat kedua orang tuanya kecewa.
C. Humanistik
Seorang wanita yang
sedang patah hati karena ditinggal kekasinnya selingkuh, sehingga wanita selalu
larut dalam kesedihan dan kurang semangat dalam menjalani aktivitasnya sehari –
hari.
D. Kognitif
Seorang pria yang
menganggap dirinya seorang wanita dan menyukai hal – hal yang berbau wanita,
meskipun terkadang ia sadar dirinya seorang pria.
PANDANGAN MENGENAI KASUS – KASUS DI
ATAS.
A. Psikodinamika
Menurut
saya kasus tersebut dapat di atasi dengan teknik psikoanalisa, dimana klien di
bangkitkan alam bawah sadarnya mengenai peristiwa buruk yang pernah di alami,
dengan teknik asosiasi bebas sehingga klien dapat mencurahkan apa hal buruk
yang di pendam yang dapat mengganggu kehidupannya.
B. Behavioristik
Kasus
tersebut dapat ditangani dengan memberikan punishment maupun reward, dimana
jikan klien dapat mengubah perilaku buruknya menjadi lebih baik klien diberi
imbalan, missal berupa penambahan poin nilai oleh guru, namun jika klien masih
melakukan perilaku buruknya klien diberikan punishment berupa pengurangan nilai
yang sudah didapatinya. Hingga klien bisa bertanggung jawab pada dirinya
sendiri
C. Humanistik
Pada
kasus ini, terapis memberikan pesan moral dan mengarahkan klien agar mampu
bangkit dari kesdihannya, dalam terapi ini treapis hanya sebagai fasilitator
bukan pemberi jawaban masalah klien, terapis membimbing klien sampai klien
menemukan jawabannya sendiri, meskipun membutuhkan waktu yang lam, namun metode
ini dapat memberikan dampak yang lebih kuat bagi klien.
D. Kognitif
Dalam
kasus ini, menurut saya kasus tersebut bisa diatasi dengan cara merubah pola
pikir klien. Karena masalah tersebut ditimbulkan dari pikiran yang salah.
Dengan menggunakan pendekatan kognitif, terapis membimbing klien agar
berpikir lebih realistik dan lebih rasional.