Minggu, 23 Maret 2014

PSIKOTERAPI

I. PENGANTAR
1.       PENGERTIAN PSIKOTERAPI
Psikoterapi adalah pengobatan secara psikologis untuk masalah yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Psikoterapi (Psychotherapy) berasal dari dua kata, yaitu “Psyche” yang artinya jiwa, pikiran atau mental dan “Therapy” yang artinya penyembuhan, pengobatan atau perawatan. Oleh karena itu, psikoterapi disebut juga dengan istilah terapi kejiwaan, terapi mental, atau terapi pikiran
Psikoterapi adalah proses yang digunakan profesional dibidang kesehatan mental untuk membantu mengenali, mendefinisikan, dan mengatasi kesulitan interpersonal dan psikologis yang dihadapi individu dan meningkatkan penyesuaian diri mereka (Proschaska & Norcross, 2007)

2.      TUJUAN PSIKOLTERAPIS
    ·            Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
    ·            Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
    ·            Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
    ·            Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
    ·            Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
    ·            Mengembangkan potensi klien.
    ·            Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
    ·            Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
     ·           Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
     ·           Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
     ·           Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
     ·           Membantu penyembuhan penyakit fisik.
     ·           Meningkatkan kesadaran diri.
     ·           Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
     ·           Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.

3.      UNSUR – UNSUR PSIKOTERAPI
Dalam psikoterapi terdapat delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsusr-unsur lazim yang dikemukakan oleh Masserman (dalam Maulany, 1997), yaitu
1.           Peranan Sosial (“Martabat”) psikoterapis
2.           Hubungan (persekutuan terapeutik)
3.           Hak
4.          Retrospeksi
5.         Re-edukasi
6.          rehabilitasi
7.         Resosialisasi
8.         Rekapitulasi


4.      PERBEDAAN KONSELING DENGAN PSIKOTERAPI
·        Klien yang menjalani konseling tidak di golongkan sebagai penderita gangguan mental dan dapat di golongkan sebagai individu yang normal, sedangkan klien yang menjalankan Psikoterapi merupakan orang yang mengalami gangguan psikis atau mental.
·        Konseling bersifat edukatif, suportif, berorientasi kesadaran dan jangka pendek. Sedangkan psikoterapi bersifat rekonstruksi, konfrontif, berorientasi ketidak sadaran dan jangka panjang.
·       Dalam konseling Konseler bukanlah tokoh otoriter namun seseorang pendidik dan mitra dari klien dalam melangkah bersama untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam psikoterapi konseler tidaklah netral secara moral, melainkan memiliki nilai-nilai perasaan dan normanya sendiri, meskipun konseler tidak perlu memaksakan hal ini pada klien namun ia juga tidak menutupinya.
·        Konseling lebih terarah dan terstruktur pada tujuan-tujuan yang begih terbatas dan konkret. Sedangkan psikoterapi lebih luas dan mengarah pada tujuan yang lebih lanjut.
5.      PENDEKATAN TERHADAP MENTAL ILLNES
Menurut J.P. Chaplin  ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, yaitu :
a. Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.
b. Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.
c. Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.
d. Philosopic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

6.      BENTUK UTAMA TERAPI
a. Terapi Supportive
·        Mendukung funksi-funksi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
·        Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
·        Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.

     b. Terapi Reducative
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan. Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama, dll.
c. Terapi Reconstructive
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

        II.    TERAPI PSIKOANALISIS (SIGMUND FREUD)

   1. KONSEP DASAR TEORI PSIKOANALISIS TENTANG KEPRIBADIAN
a. Kesadaran
·   Mimpi-mimpi : merupakan representative simbolik dari kebutuhan, hasrat  konflik
·   Salah ucap / lupa : terhadap nama yg dikenal
·   Sugesti pascahipnotik
·   Bahan-bahan yang berasal dari teknik asosiasi bebas
·   Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif
 b. Struktur Kepribadian
·      Id
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll).
·      Ego
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
·      Super Ego
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah.
    c. Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus  yaitu :
·           Tidak disadari
·           Menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan.
·     Pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.

 2UNSUR-UNSUR TERAPI
  a. Munculnya Gangguan
Munculnya masalah/gangguan, Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap lingkungannya 
b. Tujuan Terapi Psikoanalisis
·           Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari idalam diri klien.
·           Focus pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
 c. Peran Terapis
·          Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
·          Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan.
·          Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
·          Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita klien.
  
    3. TEKHNIK-TEKHNIK TERAPI
a. Free Association (Asosiasi Bebas)
Sebuah teknik sederhana terapi psikodinamik adalah asosiasi bebas di mana pembicaraan pasien dari apa pun yang datang ke dalam pikiran mereka. Teknik ini melibatkan seorang terapis membaca daftar kata ( misalnya ibu , anak dll ) dan pasien segera merespon dengan kata pertama yang datang ke pikiran. Diharapkan bahwa fragmen kenangan direpresi akan muncul dalam proses asosiasi bebas.

Asosiasi bebas mungkin tidak berguna jika klien menunjukkan perlawanan , dan enggan untuk mengatakan apa yang dia berpikir. Di sisi lain, adanya resistensi ( misalnya jeda terlalu panjang ) sering memberikan petunjuk yang kuat bahwa klien semakin dekat dengan beberapa ide direpresi penting dalam pemikiran nya, dan yang lebih lanjut diselidiki oleh terapis disebut untuk.

Freud melaporkan bahwa pasien bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan disebut katarsis.
b.  Analisis Transference
Fenomena Transference merupakan perasaan (positif dan negatif) yang dikembangkan pasien untuk dokter kapasitas untuk insight. Psikoterapi singkat dan suportif digunakan untuk semua kelainan psikiatri ringan.
    c. Analisis Resistensi
Freud memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
  d. Analisis Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan.


SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar